Jumat, 24 Mei 2019

CJR Internasional Psikologi Pendidikan


                                   
    



Tugas Mandiri Kedua
(Tugas Report)
ReviewJurnal PSIKOLOGI PENDIDIKAN

IOSR Journal of Humanities and Social Science
Sumber http://schollar.google.co.id
Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mandiri Yang Diwajibkan
Dalam Mengikuti Perkuliahaan Psikologi Pendidikan

Oleh
HAMIDAH PASARIBU
0310182071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TAHUN 2019

                         Kata Pengantar

     Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan penulisan critical journal revivew ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penulis tidak akan sanggup untuk menyusun Critical Journal Review ini dengan baik.

     Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah membantu penyusunan dalam menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih yang sama juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua yang selalu mendukung di saat senag maupun susah.
Penulis menyadari bahwa Critical Journal Review ini memiliki banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan laporan ini sehingga menjadi lebih sempurna, baik, dan bermanfaat.

Medan,  Mei 2019
   
   Reviewer






Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
Ringkasan Jurnal
Identitas Jurnal
Kesimpullan 

                         

                          Pendahuluan

     Anak-anak diusia muda sangat berpotensi untuk dididik, pendidikan yang di lakukan di rumah atau sekolah harus menanamkan nilai-nilai karakter yang baik, salah satu karakter yang harus ditanamkan pada anak-anak sekolah dasar adalah hones! Perilaku, salah satu metode yang dianggap membantuk perilaku jujur adalah dengan menerapkan metode dongeng. Penelitiam ini bertujuan untuk mengungkap tujuan metode interaktif peri sloiytelling untuk menanamkan perilaku jujur pada anak usia sekolah dasar 7-8 tahun.

     Bercerita memiliki banyak kegunaan dalam pendidikan anak-anak. Dongeng menyebabkan mereka dapat secara mental meletakkan pengalaman dan melihat gambar di kepala mereka. Ini konsisten dengan perkembangan kognitif anak di mana saat ini menurut teori Piaget tentang perkembangan kognitif anak usia dini termasuk dalam tahap praoperasi.



                         Ringkasan Jurnal

Identitas jurnal

Judul : The Effect Of Fairytale Interactive Method For Improving The Honest Character On Children Ages 7-8 Years Of Elementary Students                                              
Penulis : Dr. Mardianto, M.Pd
Lembaga penulis  : IOSR Journal Of Humnities And Science
Penerbit   : IOSR Jurnal


                         Pendahuluan

     Pemilihan dongeng harus mempertimbangkan beberapa aspek penting yang menarik bagi kegiatan mendongeng anak-anak. Kusmiadi et al (2008) menjelaskan bahwa pemilihan harus didasarkan pada peri talc pada kriteria tertentu, yaitu 1) harus menarik dan memikat perhatian pendongeng sendiri, ketika dongeng akan sungguh-sungguh dan dikemas dengan dongeng yang menarik. 2) dongeng harus sesuai dengan kpribadian anak, gaya anak, dan bakat sehingga anak memiliki daya tarik untuk perhatian anak dan keterlibatan aktif dalam kegiatan mendongeng. 3) dongeng berdasarkan tingkat usia. 4) dongeng dalam waktu singkat mencapai perhatian anak.

                        Kajian Teori

     Bercerita memiliki banyak kegunaan dalam pendidikan anak-anak. Dia menyimpulkan bahwa dongeng itu menyajikan kerangka kerja konseptual untuk berfikir, yang menyebabkan anak dapat membentuk pengalaman keseluruhan sehingga mereka dapat dipahami. Pemikiran praoperasional adalah kemampuan untuk merekonstruksi level awal dari ide-ide dasar tentang apa yang telah dilakukan dalam perilaku.
Metode Penelitian

     Dongeng dengan interaktif ini siswa akan merasa lebih bahagia dan penanaman nilai-nilai karakter akan dapat dismapaikan secara efektif dan efisien. Seperti biasa jujur dan rasa takut akan dilakukan oleh para siswa melalui dongeng interaktif. Habituasi adalah sesuatu yang sengaja dilakukan berulangkali sehingga sesuatu bisa menjadi kebiasaan. Dalam psikologi pendidikan, metode pembiasaan dikenal sebagai pengkondisian operan, yang merupakan metode membiasakan diri bertindak kebenaran Hilly. (H.E. Mulyasa,2012: 166).

                        Pembahasan

     Metode mendongeng dapat memberikan kesenangan kepada siswa, karena anak-anak berusia 7-8 tahun sejak kecil yang suka mendengarkan dongeng dari gurunya, yang berbicara langsung dari guru secara lisan. Pendidikan karakter yang ditanamkan melalui dongeng interaktif pada siswa dapat dilihat dalam penerapan hari pasar setiap hari sabtu dengan model kantin kejujuran, kejujuran dalam berdoa siswa di rumah juga dikendalikan oleh buku penghubung, dan penghematan pembiasaan di sekolah.

                           Kesimpulan dan Saran
 
Kesimpulan

     Sekolah dasar memiliki peran yang sangat penting strategis dalam menentukan dan membangun karakter jujur bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, di rumah maupun di masyarakat. Kejujuran adalah hal yang sangat penting untuk di pupuk dan di kembangkan untuk kehidupan di masa depan. Sebaiknya peneliti dapat memberikan contoh keterlibatan orangtua dalam proses memberikan pelajaran pada anak-anaknya, dan peneliti dapat menuliskan faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi anak tersebut agar setiap pembaca dapat lebih memahami kerja atau keterlibatan orang tua terhadap anaknya.

Saran
   
     Sebaiknya peneliti dalam melakukan metode penelitian, penelitian tidak hanya mengambil data dengan kusioner tapi juga dengan studi dokumentas.

CJR Nasional Psikologi Pendidikan


                         



Tugas Mandiri Kedua
(Tugas Report)
ReviewJurnal PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Hubungan Antara Kecerdasan Naturalistik, Kecerdasan Emosional, dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Biologi Siswa
Sumber http://ojs.unm.ac.id/UJBE

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mandiri Yang Diwajibkan
Dalam Mengikuti Perkuliahaan Psikologi Pendidikan

Oleh
HAMIDAH PASARIBU
0310182071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TAHUN 2019

                           Kata Pengantar

    Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan penulisan critical journal revivew ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penulis tidak akan sanggup untuk menyusun Critical Journal Review ini dengan baik.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah membantu penyusunan dalam menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih yang sama juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua yang selalu mendukung di saat senag maupun susah.
Penulis menyadari bahwa Critical Journal Review ini memiliki banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan laporan ini sehingga menjadi lebih sempurna, baik, dan bermanfaat.


Medan,  Mei 2019
              Reviewer










                           Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
Ringkasan Jurnal
Identitas Jurnal
Kesimpulan



                     Pendahuluan

     Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecerdasan naturalistik, kecerdasa emosional, motivasi belajar, dan hasil belajar biologi. Mengetahui hubungan kecerdasan naturalistik dengan hasil belajar biologi, mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan dengan hasil belajar biologi, mengetahui hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar biologi, dan mengetahui hubungan kecerdasan naturalistik, kecerdasan emosional, dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar Biologi siswa kelas bakat istimewa SMP Negari 6 Makassar.






                       Ringkasan jurnal

Identitas jurnal

Judul    : Hubungan Antara Kecerdasan Naturalistik, Kecerdasan   Emosional, dan                                               Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Biologi Siswa
Penulis    : Sri Marwah, Muhammad Jufri, Muhammad Wiharto Caronge
Lembaga penulis  : Jurnal Pendidikan Biologi UMN
Penerbit   : Atribusi Commons Attribution

                          Pendahuluan

     Pada dasarnya kemampuan yang dimiliki setiap individu tidak sama. Pendidikan yang diberikan untuk setiap individu seharusnya merujuk pada adanya perbedaan tersebut. Setisp orang seharusnya mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bakat-bakat yang tidak sama yang mereka miliki (Hamalik, 2009).
      Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang didalamnya mengandung berbagai istilah-istilah latin serta materi yang kompleks yang terkadang membuat siswa merasa sulit memahaminya. Ada beberapa hal yang diduga menyebabkan kurangnya penguasaan materi pelajaran biologi. Salah satunya tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa yaitu kecerdasam naturalistik dan kecerdasan emosional serta kurang membangkitkan motivasi belajar siswa.
     Kecerdasan naturalis adalah keahlian mengenali dan mengategorikan spesies yaitu flora dan fauna di lingkungan sekitar, mengenali keberadaan spesies, memetakan hubungan antar spesies (Yuliani, 2009). Motivasi adalah suatu usaha yang didasari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Nashar, 2004).
Relevansinya untuk mengetahui kadar kecerdasan seorang siswa dalam proses belajar, terutama dalam mata pelajaran Biologi.


                  Metodologi Penelitian
   
     Dokumentasi nilai hasil belajar Biologi siswa semester ganjil Tahun Pelajaran 2016-2017. Data penelitian dianalisis dengan uji korelasi, regresi sederhana dan ganda menggunakan program komputer program SPSS 20.0  for windows. Sebelum melakukan analisis agresi terlebih dahulu dilakukan uju persyaratan yaitu signifikansi kecerdasan naturalistic sebesar 0,200 dan motivasi sebesar 0.72. Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan atara setiap variabel bebas dan terikat dalam penelitian bersifat linear atau tidak.
Pembahasan

     Kecerdasan naturalistik siswa kelas bakat istimewa SMP Negeri 6 Makassar berada pada kategori sangat tinggi. Kemampuan mengenali, mengklasifikasikan dan mengembangkan pengamatan kritis tersebut dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor ekologis (lingkungan siswa). Kecerdasan naturalistik memberikan kontribusi terhadap hasil belajar biologi dan di dukung oleh teori. Hubungan positif antara motivasi dengan hasil belajar Biologi berarti bahwa jika tingkat motivasi seorang siswa untuk belajar mengalami peningkatan, maka hasil belajar Biologi siswa tersebut akan ikut meningkat.

     Hasil penelitian menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seorang siswa. Hasil belajar dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: faktor internal (faktor dalam diri siswa) yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis, faktor eksternal (faktor dari luar siswa) berupa kondisi lingkungan di sekitar siswa, dan faktor pendekatan belajar (approach to learning)
Kesimpulan dan Saaran

                            Kesimpulan

     Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kecerdasan naturalistik siswa       tergolong sangat tinggi, kecerdasan emosional siswa tergolong sedang, motivasi siswa tergolong tinggi.

                            Saran

      Sebaiknya peneliti dalam melakukan metode penelitian, peneliti tidak hanya mengambil data dengan kuisioner tapi juga dengan studi dokumnetasi, menjelaskan studi dokumentasi serta hasil studi yang di dapat. Sebaiknya peneliti menyebutkan apakah instrument kuisioner yang dibuat telah valid atau belum.

CBR Psikologi Pendidikan oleh Sri Milfayetty Dkk

Critical Book Review


Identitas Buku
Nama penulis :  Prof.Dr. Sri Milfayetty. S.Psi.,MS.Kons
                     Dr. Anita Yus.,M.Pd
                     Dra. Nuraini, S.Psi.,MS
                     Dra. Rahmulyani,           M.Pd.,Kons
            Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd
Judul buku       : Psikologi Pendidikan
Penerbit           : PPs Unimed 2018
Tahun            : Cetakan pertama tahun 2010
 Cetakan ketuju tahun 2018
Kota            : Medan
               

     


       Isi Buku

     Di dalam buku Psikologi Pendidikan ini disusun mengenai kompetensi pendidik, khususnya kompetensi pedagogi sesuai dengan KKNI. Materinya didasarkan pada standar isi pendidikan guru. Buku ini berisi konsep materi esensial. Generasi saat ini adalah generasi X (1960-1980) dan generasi Y (1980-2000) ke generasi C atau Gen-C mulai tahun 2000 hingga sekarang. Generasi X ciri khasnya berpendidikan tinggi, aktif, menjunjung keluarga. Generasi Y ciri khasnya adalah suka menunda kedewasaan dan terlalu dekat dengan orang tua. Generasi C mewakili generasi yang salalu clicking, connected, communication, content-centric, computerized dan community-centric.
Generasi X dan Y memiliki potensi lebih banyak pada otak kiri (analitis, keuangan, administrative, teknikal, pabrikasi) maka generasi C lebih banyak memiliki potensi keunikan pada otak kanan (desain, sintesis, hubungan interpersonaldan sebagainnya). Generasi C memiliki gaya hidup dunia digital. Hamper semua bakat minat generasi berujung pada “screen”, yaitu tulisan, foto audio, video yang bisa dilihat lewat akses web maupun gadget. Perubahan generasi ini memaksa pendidik untuk memahami denagan terbuka potensi keunikan generasi C ini. Keunggulan perlu diamati dengan seksama sekaligus keterbatasannya, sehingga dapat di rancang pola pendidikan yang relevan.
Abad 21 semua orang di hadapkan pada tantangan terhadap kemampuan berfikir, sikap kewirausahaan dan kepatuhan pada etika. Diperlukan penguasaan literasi agar mampu berfikir kritis, kreatif dan inovatif.diperlukan tanggung jawab sosial, budaya, global dan kesadaran bersama terhadap lingkungan. Menyikapi perubahan karakteristik pelajar generasi gen C ini telah dilakukan penelitian pengembangan inivasi dalam belajar dan pembelajaran dengan menggunakan model Cretive Art.
 
     Proses balajar diartikan berlangsungnya aktivitas masuknya informasi melalui panca indra yang menghasilkan pembaharuan pada kognitif atau pada perilaku. Proses pembelajaran diartikan pengalaman interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan memberi dampak terhadap perolehan sesuatu yang baru melalui alat indra pada kognitif atau perilaku. Pendidikan pada hakekatnya adalah pemolaan pengaruh terhadap peserta didik. Pemolaan ini dapat berlangsung secara sistematis dan tidak sistematis. Pembelajaran yang dilakukan di sekolah merupakan salah atu bentuk pemolaan pengaruh yang sistematis. Agar pemolaan ini efektif maka pendidik perlu memiliki kecakapan dalam psikologi pendidikan.

    Proses belajar bagi peserta didikdapat diibaratkan seperti berubahnya ulat yang berada di dalam kepompong. Semakin kuat seekor ulat berjuang di dalam kepompong, maka semakin menyebarlah zat-zat yang di perlukan untuk membangun keindahan warna dan kekuatannya untuk terbang. Jika ulat di dalam kepompong dipaksa keluar sebelum waktunya, maka akan lahirlah kupu-kupu yang tidak cantik dan lemah. Demikianlah ibaratnya peserta didik. Sekolah adalah kepompong bagi peserta didik, semakin tangguh seseorang berjuang untuk menyelesaikan tugas-tugas belajarnya maka semakin berkembanglah dirinya menuju kedewasaan.

      Mendidik perlu di letakkan pada landasan filosofi pendidikan yang benar, kuat dan bermakna besar. Keberhasilan pendidik di tandai dengan kualitas manusia terdidik yaitu  tidak hanya mengetahui yang benar tetapi juga bertindak mulia. Belajar adalah inti pendidikan, seorang pendidik dianggap efektif dalam mendidik jika menguasai materi pelajaran, menggunakan strategi pembelajaran efektif, punya keahlian dalam bidang perencanaan dan penentuan tujuan, manajemen kelas, motivasi, komunikasi, bekerja dengan kelompok etnis dan kultural yang berbeda dan teknologi, memiliki motivasi dan komitmen kerja. Meningkatkan diri dengan menggunakan riset yang dilakukan sendiri ataupun yang di lakukan orang lain.

Relevansi Dengan Tugas Guru Biologi


   Relevansinya ialah sebagai guru biologi itu kita harus memikirkan atau memperhatikan karakter peserta didik tersebut kalau usiannya masih 5 tahun maka kita harus melakukan pembelajaran sambil bermain, tetapi jika sudah berusia remaja dapat dilakukan diskusi kelompok. Hal ini dilakukan supaya sesuai dengan taraf perkembangan kognitifnya. Seperti memberi perhatian pada “bagaimana cara belajar”, bukan pada “untuk apa belajar”. Memperluas perspektif, pendidik harus yakin bahwa dirinya dapat menjadi pendidik yang efektif sebagaimana diinginkannya. Memperhatikan perasaan peserta didik dan tidak pilih kasih.